Rabu, 14 Maret 2012

Kerajinan Jati di kota Blora ( Cepu )


Kabupaten Blora yang merupakan penghasil minyak dan gas bumi juga penghasil kayu jati yang memiliki kualitas No. I di dunia. Namun pasca penjarahan oleh masyarakat, kayu jati di Blora mulai langka, terutama kayu jati tua yang ada di hutan Negara/ Perhutani maupun hutan rakyat.
            Berangkat dari persoalan itulah limbah kayu jati seperti akar yang tadinya ditinggal membusuk setelah ditebang, kini dimanfaatkan masyarakat Blora untuk dijadikan berbagai macam kerajinan moubiler, handycraft, juga dibuat patung/relief yang berkomoditi eksport.
            Menurut Siswanto, pengelola limbah akar kayu jati, dengan memanfaatkan akar kayu jati selain dapat meningkatkan taraf hidup pengrajin juga dapat menyerap tenaga kerja di bidang seni ukir dan pengumpul limbah kayu jati.
            Pengolahan limbah akar kayu jati dengan berbagai bentuk  relief, sekarang ini sudah banyak dilirik eksportir maupun diminati oleh turist asing yang berkunjung ataupun sengaja datang untuk membeli langsung pada pengrajin.
            Berkenaan dengan harga, sangat bervariatif dan tergantung pada nilai seni dan tingkat kesulitan ukirannya. Semakin nilai seninya tinggi( artistic) dan tingkat kesulitannya tinggi, dan usia akar tersebut semakin tua, nilainya sangat tinggi. Dengan kisaran harga 3 juta sampai dengan 350 juta. Sedangkan lama waktu pengerjaannya berkisara 1 minggu sampai berbulan-bulan, bahkan ada yang memakan waktu 1 tahun. Sistim upahnya diborongan untuk setiap satu ukiran. 
            Hasil pengolahan akar kayu jati tersebut, untuk jenis ukiran abstrak banyak diminati atau di eksport ke Negara Amirika, Belanda Australia ,Jerman dll.  Sedangkan untuk motif ukiran relief keagamaan seperti patung Budha, Hindu dan patung Yesus , selain diminati masyarakat lokal( dalam negeri)  juga banyak diminati oleh Negara Jepang, Cina, Korea dan India.

Dan ini foto-foto kerajinan kayu jati yang ada di kota blora :
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar